Rabu, 27 Februari 2013

KONON SARAF KEJEPIT



Terjepitnya saraf Tulang Belakang 
Orang sering mengalami rasa Nyeri menyerang bagian leher, punggung atau pinggang. Konon, rasa nyeri itu akibat saraf  terjepit. 

Sebenarnya, penyakit apakah itu?
Masak saraf sampai kejepit,Penyakit saraf terjepit dalam bahasa medis disebut Hernia Nucleus Pulposus (HNP). Penyakit ini merupakan gangguan saluran saraf pada tulang belakang lantaran ada perubahan bantalan tulang (discus invertebralis) yang menonjol. Bantalan tulang tersebut terletak di antara tulang belakang (menempel pada tulang), berbentuk kenyal dan berfungsi sebagai peredam getaran saat tulang belakang beraktivitas.
Secara umum, tulang belakang manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian leher, bagian punggung serta bagian pinggang (panggul). Di antara ketiga bagian ini, bagian punggung jarang bergerak, karena di punggung ada tulang iga yang kokoh. Sedangkan di bagian leher dan pinggang, banyak terjadi aktivitas, sehingga sering timbul masalah di tempat tersebut. Salah satunya, adalah penyakit saraf terjepit itu.
Perubahan bantalan tulang yang tadinya kenyal menjadi lunak akibat berbagai faktor seperti umur dan aktivitas itu menyebabkan bantalan tersebut yang tadinya berukuran tebal menjadi lebih pipih. Akibatnya, tepian bantalan tersebut menjadi lebih lebar dan membentuk tonjolan. Kemudian, tonjolan tersebut mendesak saluran saraf yang berada di antara tulang. Semakin besar bentuk tonjolan, semakin berat pula tekanan yang diberikan pada saraf sehingga menimbulkan efek saraf terjepit.
”Disebut saraf terjepit karena aliran saraf di sum-sum tulang belakang ditekan oleh tonjolan bantalan tulang belakang. Ini penyakit degenerasi, yaitu penyakit yang terjadi akibat proses penuaan,” terang dr Zainal Muttaqin, Sp BS,PhD.

Apa sih HNP itu?
Sebelum teman-teman tahu tentang HNP, saya jelaskan dulu ya tentang anatomi tulang belakang. Tulang belakang tersusun atas ruas-ruas tulang yang dihubungkan menjadi satu kesatuan melalui persendian, mulai dari daerah leher sampai tulang ekor. Ruas tulang yang di atas dihubungkan dengan ruas di bawahnya oleh sebuah bantalan yang disebut diskus intervertebralis (persendian pada tulang belakang). Gambar bisa dilihat di bawah ini..
1299726579258163875Di dalam bantalan ruas tulang belakang tersebut, terdapat suatu bahan pengisi seperti jeli kenyal yang disebut nukleus pulposus. Bantalan tersebut berfungsi seperti “shock breaker” (peredam getaran) dan memungkinkan tulang belakang dapat bergerak lentur. Gambarnya kira-kira seperti ini..
12997265761935219233
Nah, jika nukleus pulposus tersebut keluar dari dalam bantalan melalui dinding bantalan yang lemah, maka nukleus pulposus masuk ke dalam rongga ruas tulang belakang; keadaan inilah yang disebut Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau bahasa gaulnya sih “urat terjepit”. Tergantung besar kecilnya, HNP dapat menyebabkan penekanan pada saraf tulang belakang dan saraf tepi. Contoh gambar HNP yang dapat menekan urat saraf seperti ini..
12997299351568792455

Dokter spesialis bedah saraf di RS Dr Kariadi Semarang itu menyebutkan, penyebab utama penyakit HNP adalah faktor usia (penuaan). Namun, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan seseorang menderita HNP, di antaranya tekanan perut tinggi serta aktivitas yang terlalu berat.
”Yang saya maksud dengan tekanan perut tinggi itu seperti seseorang yang mengejan terlalu kuat saat buang air besar, pasien yang sering batuk dalam waktu yang lama, atau pasien obesitas. Tak terkecuali, orang-orang yang terlalu sering naik tangga juga berpotensi terkena HNP, karena saat naik tangga, tumpuan berat tubuh ada di tulang belakang,”  imbuh pria berusia 55 tahun itu.
Kendati faktor usia ditengarai sebagai penyebab utama, orang berusia di bawah 40 tahun juga bisa terkena HNP. Penyebabnya disebut-sebut karena faktor genetik. Namun, pihak medis belum bisa menemukan genetik seperti apa yang berperan.
Gejala Penyakit HNP
Gejala penyakit HNP tergantung di mana lokasi penyempitan aliran saraf tulang belakang. Jika penyempitan akibat bantalan tulang menonjol di bagian leher, gejala yang muncul berupa gangguan di bagian anggota gerak tubuh bagian atas dan bawah (tangan dan kaki), karena di leher terdapat saraf anggota gerak dan saraf pembawa rasa. Gejala tersebut berupa nyeri dan kelemahan pergerakan tangan dan kaki.
Sedangkan jika penyempitan terjadi di bagian punggung, gejala yang terjadi berupa  nyeri, kesemutan dan terjadi kesulitan pergerakan anggota gerak di bagian bawah (kaki). Namun, jika penyempitan terjadi di bagian pinggang, di mana hanya ada aliran saraf pembawa rasa (tidak ada saraf komponen anggota gerak), maka gejala yang terjadi hanya rasa nyeri.
Untuk memastikan diagnosa apakah pasien menderita HNP, perlu dilakukan MRI (Magnetic Resonance Imaging), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio.
”Kebanyakan kasus HNP terjadi di pinggang, sehingga tidak ada risiko kelumpuhan anggota gerak, hanya rasa nyeri saja. Setelah itu, banyak ditemukan kasus HNP di leher dan terakhir paling sedikit ditemukan di punggung, karena punggung jarang bergerak,” lanjut dr Zainal.
Lantas, bagaimana langkah pengobatan untuk mengatasi penyakit saraf terjepit atau HNP ini? Yang pertama, pasien bisa meminum obat anti sakit. Perlu digarasibawahi, obat tersebut hanya meredakan rasa sakit akibat tonjolan, bukan menghilangkan tonjolan tersebut.
Kemudian, jika setelah mengonsumsi obat masih terasa sakit, langkah berikutnya, pasien dianjurkan melakukan fisioterapi atau rehabilitasi medik. Fisioterapi merupakan pemberian pemijatan dan getaran setrum untuk mengintervensi saraf yang terjepit. Fungsinya, untuk mengatasi rasa nyeri dan mengendorkan otot-otot yang kram akibat penonjolan bantalan tulang.
Namun, bila fisioterapi sudah dilakukan berulang kali namun belum membuahkan hasil, pilihan terakhir adalah tindakan bedah atau operasi. Pembedahan yang dilakukan berupa pengangkatan tonjolan di bantalan tulang belakang.
Nah, untuk mencegah terjadinya tonjolan di bantalan tulang, ada baiknya Anda mengurangi aktivitas berlari dan melompat terlalu sering. Aktivitas tulang belakang yang paling baik adalah berenang. Sedangkan bagi penderita HNP, ada keterbatasan aktivitas yang perlu dipatuhi agar rasa nyeri luar biasa tidak muncul kembali.